Provinsi Papua Pegunungan mengalami Inflansi tertinggi di Seluruh Indonesia

Wamena - Provinsi Papua Pegunungan kembali dinyatakan mengalami Inflansi tertinggi di seluruh Indonesia pada rilis data bulan Februari 2025 yang dikeluarkan oleh  BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Jayawijaya, senin (03/02/25).

Hal ini disampaikannya oleh Kepala Badan Pusat Statistik Arther Ludwig Purmiasa yang mengatakan bahwa dari 38 Provinsi di Indonesia, Provinsi Papua Pegunungan mengalami Inflansi tertinggi sebesar 4,55 Persen yang di sumbang oleh beberapa Komuditas seperti makanan, minuman dan tembakau. Sedangkan untuk Provinsi yang mengalami Deflasi terdalam yaitu Provinsi Gorontalo dengan nilai sebesar 1,52 Persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Arther Ludwig Purmiasa

Foto : Agris Wistrijaya

“Oleh sebab itu upaya dalam mempertahankan nilai harga ini cukup memerlukan peranan dari Pemerintah baik Provinsi Papua Pegunungan maupun Pemerintah Kabupaten Jayawijaya” ungkap Kepala BPS.

Menurutnya, untuk Inflasi nasional pada januari 2025 sebesar 0,76 persen untuk year on year, dan deflasinya sebesar 0,76 persen untuk moon to moon dan deflasi sebesar  0,76 persen untuk year to day, dimana Kelompok untuk pengeluaran dengan andil terbesar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu mencapai 1,07 persen dan secara year on year untuk penyumbang pertama inflasi kelompok ini adalah Emas perhiasan, Minyak goreng, Kopi bubuk dan Nasi dengan lauk.

“Jadi secara Tahun 30 Provinsi mengalami Inflansi dan 8 Provinsi mengalami Deflasi pada bulan januari 2025, oleh sebab itu kelompok makanan yang menyumbang inflasi ini di kelompok pengeluaran ada 4 komuditas dan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi juga ada 4 kelompok komuditas” ungkapnya

“sedangkan tiga kelompok lainnya tak mengalami inflasi maupun deflasi, dengan demikian  Provinsi Papua Pegunungan lagi-lagi menjadi tertinggi di seluruh indonesia dengan nilai inflasi dari tahun ke tahun atau year on year sebesar 4,55 persen, sementara untuk inflasi tahun kalender untuk januari 2025 terhadap desember 2024 adalah 0,23 persen” kata Arther Ludwig.

Arther Ludwig  menjelaskan lagi untuk dari Tahun ke tahun 4,55 persen ini ada juga perkembangan dari kelompok pengeluaran ada 7 Kelompok yang mengalami inflasi, sedangkan yang mengalami deflasi itu ada 4 kelompok pengeluaran, sedangkan yang tidak mengalami inflasi maupun deflasi itu tidak ada.

Dengan demikian untuk mengatasi permasalahan yang dialami Provinsi Papua Pegunungan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya memerlukan perhatian lebih, sebab Kabupaten Jayawijaya merupakan Pusat pertumbuhan ekonomi dari 7 Kabupaten lainnya.

"Untuk itu kami hanya bisa memberikan solusi yang pernah ditawarkan ke Pemerintah Daerah yaitu hubungan dibidang sarana transportasi antara Wamena-Jayapura harus sudah semakin baik, karena ketika kendaraan ini datang dari Jayapura membawa bahan makanan akan membantu menyelesaikan inflansi tersebut”, tuturnya. (AgW/AW)

    Cari Berita

    Pengumuman

    Siaran Pers Pendaftaran CPNS Dibuka Mulai 20 Agustus 2024 Pukul 17.08.45 WIB

    Pengumuman Seleksi Penerimaan CPNS Kab. Jayawijaya TA. 2024

    PENGUMUMAN HASIL SELEKSI ADMINISTRASI PPPK 2023

    PENGUMUMAN PENERIMAAN PPPK JF GURU DAN TENAGA KESEHATAN KABUPATEN JAYAWIJAYA TA. 2023

    Perubahan Penetapan Hari Libur dan Cuti Bersama dalam Rangka Hari Raya Natal Tahun 2018 dan Tahun Baru 2019

    SURAT EDARAN GUBERNUR PAPUA tentang Hari Libur Resmi dalam rangka menyongsong Hari Wafat Isa Almasih (Jumat Agung) dan Perayaan Paskah Tahun 2018

    top