Bupati : Kembali ke Kebun Bukan Program Pemerintah, Tapi Budaya yang Wajib Terapkan
WAMENA – Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua SE,M.Si mengungkapkam bahwa istilah kembali ke kampung untuk membuka kebun bukanlah sebuah program yang digalakan pemerintah Jayawijaya, karena berkebun merupakan budaya masyarakat lembah Baliem yang sudah diwariskan turun temurun.
Namun dengan adanya berbagai program pemerintah pusat seperti Rastra atau Beras Masyarakat Sejahtera, membuat sebagian warga enggan kembali ke kebun.
“Berkebun adalah budaya kita untuk selalu kembali ke kebun, tapi mungkin diantara kita ada yang sudah lupakan karena terlalu terbuai dengan rastra, namun dengan ditiadakan rastra ini baru beberapa masyarakat kita mau kembali ke kebun,” ungkap Bupati Banua, usai memanen ubi jalar di Kampung Asotipo, Distrik Asotipo, Selasa (19/01/21).
Meskipun ada sebagian warga yang mulai bergantung dengan rastra, warga asli tetap memegang budaya berkebun dan sehingga saat program rastra ditiadakan masyarakat sudah memiliki perkebunan yang dapat menunjang ketersediaan bahan pangan maupun menambah pemasukan ekonomi.
“Ini (berkebun) bukan program kita, tapi budaya kita yang memang harus kembali ke kebun. Inilah yang kita tingkatkan kembali,”katanya.
Tambahnya, dengan kegiatan-kegiatan panen seperti ini dirinya dapat langsung berinteraksi dengan warga dan mendengar setiap keluahan dan masukan warga.
“Terimakasih kepada ketua kelompok yang ada di Kampung Asotipo distrik Asotipo, yang telah membuka kebun dimasa pandemi covid-19 dan ini sangat baik, sehingga hari ini kami turun untuk memberikan motovasi kepada warga agar membuka kebun secara berkesinambungan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani, Ison Asso menyampaikan dukungan terhadap setiap program pemerintah Jahyawijaya.
“Sebagai pemuda kami mendukung program bupati, kami kami akan ikut jalankan program salah satunya program Wam, Wem, Wene. Sehingga kami bergotong royong mengolah tanah kebun yang kami miliki,” ungkapnya.
Selain memanen ubi jalar dilahan seluar 2 hektar, bupati Jayawijaya juga memberikian bantuan alat kerja berupa parang dan sekop, serta bantua hewan ternak yakni dua pasang Babi untuk dikembangbiakkan.
“Selain ubi, kami juga menanam sayur-sayuran dan jagung namun karena usia tanamnya jangka pendek sehingga sudah dipanen beberapa waktu lalu, sedangkan ubi hari ini baru dipanen,” pungkasnya. (Vin)