
GSJA, GKII, dan GBI, Inisiasi Luncurkan Program ‘Noken Masa Depanku’
WAMENA - Tergerak untuk berinovasi dalam pelayanan dan ikut melestarikan budaya lokal di Papua Pegunungan, Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA), Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), dan Gereja Bethel Indonesia (GBI), berinisiasi gelar Program ‘Noken Masa Depanku’.
Program yang dilaksanakan selama 18 bulan ini menjangkau para ibu dan ibu.
Kegiatan ini adalah bagian dari Program Pengembangan Anak (PPA) yang dilakukan di dalam gereja, selain itu program ini juga bagian dari perwujudan pelayanan holistic yang ada di gereja.
“Dalam pelayanan kami tidak hanya jemaat kami tapi dalam pelayanan ini kami menjangkau semua denominasi gereja, tapi yang menjalankan hanya 3 denominasi saja bagian pilar besarnya. Jadi kami menjangkau semua,” ungkap Hanna Martha Sahetapi, Ketua Program Noken Masa Depan, usai peluncuran program Noken Masa Depanku, yang berlangsung di halaman gedung gereja GSJA Jemaat Filadelfia Wamena, Jumat (25/07/2025).
Peluncuran program Noken Masa Depanku, yang berlangsung di halaman gedung gereja GSJA Jemaat Filadelfia Wamena
Foto : Vina Rumbewas
Dalam program ini akan diperkenalkan kepada mitra dan juga para peserta tentang pelatihan-pelatihan dasar membuat noken yang lebih kreatif dengan berbagai desain sehingga miliki nilai jual.
“Untuk pemasaran selain kami melakukan sosialisasi kami juga akan berjejaring dengan pihak-pihak terkait, harapan kami kalau ada even-even kami dilibatkan jadi hasil kami ini akan kami pajang dan jual. Kami juga gunakan media sosial untuk menjual hasil karya ini,” ujarnya.
Bupati Jayawijaya yang diwakili Staf Ahli, Ludya Logo, dalam sambutannya saat melaunching program Noken Masa Depanku mengatakan noken menjadi bagian dari identitas budaya Papua, dan masyarakat bisa mendapatkan manfaat ekonomi dari pengembangan noken.
Noken menjadi daya tarik wisata, noken juga menjadi inspirasi generasi muda untuk mewariskan budaya Papua.
Sehingga menurutnya, pelaksanaa program ini penting dalam menjaga noken menjadi warisan budaya Papua yang kaya akan nilai-nilai filosifis dan simbolisme, selain itu dapat meningkatkan kesejahteraan perempuan dalam pengembangan produk noken, pelatihan desain dan pemasaran.
“Tahun 2018 Pemerintah Jayawijaya telah mengeluarkan peraturan bupati terkait penggunaan wajib noken untuk seluruh ASN Jayawijaya pada setiap hari kamis. Beberapa waktu lalu pemprov Papua Pegunungan juga melalui peraturan gubernur sudah mengeluarkan instruksi agar seluruh ASN di lingkungan provinsi Papua Pegunungan wajib gunakan noken,” terangnya.
Pemda Jayawijaya pada tahun 2024 bekerjasama dengan STIPER Baliem melakukan penelitian terhadap tumbuhan atau tanaman yang selama ini digunakan sebagai dasar pembuatan noken.
“Artinya atensi Pemerintah daerah baik Kabupaten maupun Provinsi untuk Noken sebagai salah satu symbol warisan budaya kita di Jayawijaya dan Papua Pegunungan menjadi atensi khusus,” jelasnya.
Lanjutnya, program yang sudah dilaksanakan oleh teman-teman GSJA, GKII dan GBI ini adalah program yang sangat baik.
“Kami menyampaikan terima kasih karena pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, gereja sebagai mitra pemerintah kita berharap terus dapat mendukung program-program pemerintah terutama Program Bapak Bupati untuk lima tahun kedepan,” katanya.
Kepada pelaksana program dari beberapa gereja yang sudah menginisiasi program ini diharapkan dapat tetap bergandengan tangan bersama secara berkelanjutan untuk laksanakan program, agar seluruh masyarakat di Jayawijaya mengerti dan menyadari betapa penting mempertahankan budaya dan kearifan lokal daerah.
“Pemda akan dukung setiap program yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat,” tutupnya. (VIN/AW)