Pengembangan Tempat Wisata Harus Disesuaikan Dengan Budaya Setempat
WAMENA – Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Papua, Erick Ohee, mengatakan bahwa rencana pengembangan objek wisata perlu dilakukan namun harus disesuaikan dengan budaya dan adat istiadat. Dan hal tersebut perlu dilakukan pemerintah provinsi Papua dan pemda kabupaten/kota.
“Hal ini sudah sesuai dengan petunjuk langsung Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur Provinsi Papua untuk bagaimana penngembangan wisata yang ada di Wilayah Lapago harus disesuaikan dengan melihat dan memahami karakter masyarakat yang ada di Wilayah pegunungan,” ungkap Erick Ohee disela-sela kegiatan Pelatihan dan Penguatan Kelompok Sadar Wisata yang berlangsung di Hotel Grand Sartika, Rabu (21/08/2019).
Diakuinya, untuk wilayah Lapago khusus di Jayawijaya, banyak tempat yang dapat dijadikan Ikon wisata, salah satunya danau Habema dan festival perang-perangan yang kita kenal bersama. Dijelaskan, melihat potensi Wisata yang begitu baik dan berdampak bagus untuk masyarakat banyak, Dinas Pariwisata Provinsi Papua memandang penting untuk hadir di Kabupaten Jayawijaya dalam rangka memberikan pelatihan dan penguatan kepada kelompok Sadar Wisata yang ada di Kabupaten Jayawijaya.
Dari pelatihan ini diharapkan Erick, kelompok pegelola tempat wisata dapat memahami dan tanggap akan arti sapta pesona pada obyek-obyek wisata yang ada di Jayawijaya. Dirinya menyarankan, kegiatan wisata tidak hanya dilakukan dan dilihat pada bulan Agustus tepatnya pada pelaksanaan FBLB saja, melainkan dapat juga dilakukan dalam skala kecil dilingkungan kampung atau tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Jayawijaya.
"Tujuannya, tentunya untuk menarik wisatawan dan kunjungan rutin bagi para pengunjung ke temppat-tempat wisata," katanya. Sehingga lanjutnya, akan terjadi transaksi antara masyarakat sebagai penjual dan para pembeli yang datang berkunjung ke tempat wisata. Selain itu, Kelompok sadar Wisata diarahkan untuk dapat menjaga kebersamaan, kebersihan dan keamanan di lokasi Wiata yang dikelola. (Vin/RS)