FBLB ke-30, Jayawijaya Catat Rekor MURI Pembuatan Noken Terbesar
WAMENA- Museum Rekor Indonesia (MURI) kembali mencatat rekor Noken terbesar sepanjang 30 meter yang digelar pada pembukaan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB). Rekor ini memecahkan rekor sebelumnya yang dibuat oleh Bank Papua dengan Noken sepanjang 10 meter.
Noken atau Su yang dirajut sepanjang 30 meter ini dibentangkan oleh 500 orang penari kolosal dihadapan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Yohana Yembise, yang hadir untuk membuka secara resmi FBLB ke-30 tahun 2019 yang digelar pada Rabu, (07/08/2019) di Distrik Welesi-Jayawijaya, Papua. Noken yang dirajut dari benang asli dan dipintal secara tradisional ini membutuhkan waktu kurang lebih tiga tahun untuk menyelesaikannya.
Senior Manajer Museum Rekor Indonesia (MURI) Yusuf Ngadri, saat ditemui di lokasi FBLB mengatakan, noken yang dibawakan dalam tarian kolosal it merupakan noken terbesar di Indonesia bahkan dunia. "Menurut MURI, noken yang ditampilkan di FBLB dengan ukuran yang terbesar di dunia, di daerah lain belum ada noken dengan ukuran seperti ini, " tutur Yusuf.
Sementara, Maria Logo, perempuan yang menjadi ketua kelompok pengrajin Noken menceritakan bahwa untuk menyulam noken sebesar ini dibutuhkan saktu kurang lebih tiga tahun oleh 4 orang dan dilakukan secara swadaya. Bahan baku pun tidak musah didapat, mereka harus mencari bahannya di derah Wadangku dan Musima, yang mana di daerah tersebut masih terdapat banyak pohon Yakik yang menjadi bahan utama.
Setelah mendapatkan kulit kayu pohon Yakik bahannya pun masih harus diolah dan dipintal sebelum dirajut menjadi sebuah Noken. "Sehingga dengan penyerahan noken raksasa ini harapan kami sebagai ibu-ibu janda yang menganyam noken ini pemerintah dapat memperhatikan anak-anak yatim yang ada di Kampung Waga-waga," tutur Maria.
Di Kampung Wagawaga Distrik Kurulu sendiri terdapat 84 orang anak yatim, hal inilah yang menggerakkan hati Maria Logo dan beberapa rekannya untuk berupaya mencari tempat tinggal yang layak bagi anak yatim melalui noken raksasa yg dirajut. "Kami hanya minta pemda bangun fasilitas bagi mereka seperti asrama, kalau tempat kami sudah siapkan," ungkapnya.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard SE,.M.Si,. sangat berterimakasih kepada para pengrajin noken yang telah merajut noken raksasa ini. "Noken ini akan tetap menjadi aset pemerintah dan mungkin dimasukkan di dalam museum milik pemda," ungkap Bupati Banua. Sementara terkait permintaan para pengrajin untuk dibangunkan asrama yatim menurut bupati hal tersebut tentu sangat penting dan ini akan menjadi catatan pemda. (Vin/RS)