Sekda Jayawijaya Ajak Warga Jaga Kamtibmas
WAMENA - Terkait aksi saling serang oleh dua kelompok warga di Musaima Kabupaten Jayawijaya pada 1 Januari lalu, Sekda Jayawijaya Thony M. Mayor, S.Pd., M.M menghimbau warganya untuk ikut bersama Menjaga Keamanan di wilayah masing-masing.
Peristiwa yang terjadi juga sekiranya dapat dijadikan pelajaran kedepan agar dalam penyelesaian suatu masalah masyarakat dapat duduk bersama untuk berdiskusi menyelesaikan masalah yang terjadi.
“Dengan kejadian ini kami atas nama Pemda menghimbau untuk kita semua bisa menjaga Keamanan di Kabupaten Jayawijaya, dengan begitu semua aktifitas kehidupan kita di Jayawijaya bisa berjalan normal,” ungkap Sekda, Kamis (04/01/2024).
Sekda Jayawijaya Thony M. Mayor, S.Pd., M.M
Foto : Vina Rumbewas
Menurut Sekda, gangguan keamanan tentu akan berdampak pada kehidupan masyarakat di Jayawijaya terutama akan sangat berdampak pada aktifitas perekonomian, sehingga dirinya berharap hal-hal seperti ini tidak terulang.
“Dengan musibah yang terjadi di Musaima kita Pemda merasa prihatin karena kita baru saja merayakan Natal dan memasuki Tahun Baru dan terjadi musibah, ini kami sesalkan. Hanya karena satu/dua orang mengganggu kamtibmas di Jayawijaya,” tutur Beliau.
Lanjut Sekda, atas nama Pemerintah dirinya bersyukur kepada Tuhan karena dengan kolaborasi Pemda baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten, serta pihak Keamanan Kodim 1702 Jayawijaya dan Polres Jayawijaya serta semua unsur masyarakat, Tokoh Adat, Agama, Pemuda dan Masyarakat boleh bekerja membangun komunikasi yang baik dengan kelompok masyarakat yang bertikai.
“Ada solusi antar kedua kelompok untuk saling menahan diri sehingga tidak terjadi gangguan Kamtibmas yang lebih luas, dan ini yang kami apresiasi pengertian dari Masyarakat Jayawijaya,” ujarnya.
Masih lanjut Sekda, pertikaian yang terjadi di Musaima Distrik Hubikiak yakni hanya antar segelintir warga dan bukan antar dua suku tertentu.
“Banyak yang bilang ini pertikaian suku Lani dan Walak, sebenarnya kalau dilihat ini hanya segelintir orang saja tapi kebetulan asalnya dari kedua suku ini, tapi mereka semua adalah masyarakat Jayawijaya jadi bukan dari Kabupaten lain, ini masyarakat kita sendiri yang bertikai karena ada kesalah pahaman,” tutup Sekda. (VIN/AR)