Semarak Karnaval diKabupaten Jayawijaya
WAMENA - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya kembali mengadakan kegaiatan Karnaval Budaya yang dibuka oleh Pj Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo, S.H, M.H dan Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, SE, M.Si di depan Tugu Salib Wamena, Kamis (10/8/23).
Dalam Karnaval Budaya tersebut hadir juga Wakil Bupati Jayawijaya bersama istri, Dandim 1702 bersama istri, Kapolres Jayawijaya, Ketua DPRD Kabupaten Jayawijaya, Ketua TP PKK Yustina Banua, dan Forkompimda lainnya.
Pj Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo, S.H, M.H, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, SE, M.Si, Dandim 1702, Wakil Bupati Jayawijaya, dan Ketua DPRD Kabupaten Jayawijaya
Foto : Agris Wistrijaya
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkain Acara Festival Budaya Lembah Baliem, dimana acara Karnaval Budaya ini dilaksanakan dengan penuh antusias dari masyarakat yang ikut meramaikan.
Karnaval budaya ini memiliki Thema “Noken Street Fashion” yang menampilkan peserta mulai dari tingkat kanak-kanak, Sekolah Dasar, SMP,SMA, perguruan, Payuguban hingga OPD-OPD Pemerintah Kabupaten Jayawijaya.
Dalam sambutannya Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, SE, M.Si memberikan apresiasi dan ungkapan terimakasih kepada Pj Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo, S.H, M.H yang sudah berkenan hadir dan membuka kegaiatan karnaval budaya untuk pertama kali sebagai PJ Gubernur Provinsi Papua Pegunungan.
Bupati Jayawijaya juga menyampaikan bahwa kegiatan karnaval ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Daerah untuk semakin memperkenalkan kekayaan budaya lembah baliem melalui dunia fashion dengan disajikan dengan baik akan semakin menguatkan identitas lembah baliem tanpa meninggalkan kearifan budaya lokal untuk mendorong pertumbuhan kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata.
Salah satu tampilan dari Peserta Karnaval Tingkat SMA di Karnaval Budaya 2023
Foto : Agris Wistrijaya
Pada kesempatan itu juga Bupati menjelaskan bahwa meskipun didalam karnaval berthema noken street fashion akan tetapi tetap diberikan ruang kepada kebudayaan nusantara untuk ikut bergabung sebagai bentuk penghormatan atas perbedaan budaya Bhineka Tunggal Ika yang dibingkai dalam Negara kesatuan Republik Indonesia. (AW/AR)